MAKALAH TEKNIK
PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISTIK
Disusun
oleh:
Nama : Tsinta Lu’lu’il Muna
NIM :
2601413113
Rombel : 04
Jurusan
Bahasa dan Sastra Jawa
Fakultas
Bahasa dan Seni
Universitas
Negeri Semarang
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Saat ini terdapat beragam inovasi
baru di dalam dunia pendidikan terutama pada proses pembelajaran. Salah satu
inovasi tersebut adalah konstruktivistik. Pemilihan pendekatan ini lebih
dikarenakan agar pembelajaran membuat siswa antusias terhadap persoalan yang
ada sehingga mereka mau mencoba memecahkan persoalannya. Pembelajaran di kelas
masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintekrasi langsung kepada
benda-benda konkret.
Seorang guru perlu memperhatikan
konsep awal siswa sebelum pembelajaran. Jika tidak demikian, maka seorang
pendidik tidak akan berhasilkan menanamkan konsep yang benar, bahkan dapat
memunculkan sumber kesulitan belajar selanjutnya. Mengajar bukan hanya untuk
meneruskan gagasan-gagasan pendidik pada siswa, melainkan sebagai proses
mengubah konsepsi-konsepsi siswa yang sudah ada dan di mana mungkin konsepsi
itu salah, dan jika ternyata benar maka pendidik harus membantu siswa dalam
mengkonstruk konsepsi tersebut biar lebih matang.
Maka dari permasalahan tersebut,
pemakalah tertarik melakukan penelitian konsep untuk mengetahui bagaimana
sebenarnya hakikat teori belajar konstruktivistik ini bisa mengembangkan
keaktifan siswa dalam mengkonstruk pengetahuannya sendiri, sehingga dengan
pengetahuan yang dimilikinya peserta didik bisa lebih memaknai pembelajaran
karena dihubungkan dengan konsepsi awal yang dimiliki siswa dan pengalaman yang
siswa peroleh dari lingkungan kehidupannya sehari-hari.
2.
Rumusan masalah
Berdasarkan paparan latar belakang
diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
1.
Apa yang dimaksud dengan Metode
Konstruktivistik?
2.
Apa saja ciri-ciri dari Metode Konstruktivistik?
3.
Apa saja prinsip-prinsip yang ada
pada Metode Konstruktivistik?
4.
Apa saja aspek yang terkandung dalam
Metode Konstruktivistik?
5.
Jenis pembelajaran apa yang bernaung
pada Metode Konstruktivistik?
3.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
Metode Konstruktivistik
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri Metode
Konstruktivistik
3.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip
dari Metode Konstruktivistik
4.
Untuk mengetahui aspek-aspek yang
terkandung dalam Metode Konstruktivistik
5.
Untuk mengetahui pembelajaran apa
saja yang bernaung pada Metode Konstruktivistik
4.
Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan diatas,
maka manfaat penulisan makalah ini adalah :
1.
Agar dapat mengetahui Metode
Konstruktivistik dengan jelas
2.
Menambah pengetahuan tentang Metode
Konstruktivistik
3.
Mampu menerapkan Metode
Konstruktivistik dalam pembelajaran
BAB
II
PENBAHASAN
1. Pengertian
Metode Konstruktivistik
Esensi dari teori konstruktivistik adalah siswa
itu sendiri yang harus menemukan dan mentransfer informasi-informasi yang akan
dijadikan miliknya. Peranan guru adalah menyediakan fasilitas dan membantu
siswa menemukan dan mentransfer informasi itu. Sebagaimana Slavin (Wardani,
1999: 4) mengatakan bahwa teori belajar konstruktivistik adalah teori yang
berpandangan bahwa siswa itu sendiri yang harus menemukan dan mentransformasi
informasi komplek, mengecek informasi baru, kemudian dibandingkan dengan aturan
lama dan merevisi aturan itu apabila tidak sesuai lagi. Hal ini diperkuat oleh
Anders (Wardani, 1999: 5) bahwa konstruktivistik adalah pandangan tentang
belajar mengajar yang menempatkan pelajar sendiri arti atau pengetahuan dari
pengalaman dan interaksi dengan yang lain dan peranan guru menyediakan
pengalaman yang berarti bagi siswa. Berdasarkan kedua pendapat di atas maka
pandangan konstruktivistik dalam belajar adalah siswa sendiri yang membangun
pengetahuan yang dimilikinya.
Konstruktivistik lebih menekankan pada pembelajaran top-down dari pada bottom-u. Top-down yang di maksud di sini adalah masalah-masalah
kompleks dipecahkan siswa terlebih dahulu kemudian menemukan keterampilan dasar
yang diperlukan.
2. Ciri-ciri Metode Konstruktivistik
Ciri-ciri
pembelajaran matematika sesuai pandangan konstruktivistik menurut Hudoyo (Inganah, 2003: 12) antara lain 1)
siswa terlibat aktif dalam belajarnya, 2) informasi baru harus diakitkan dengan
informasi lain sehingga menyatu dengan skemata (jaringan konsep) yang dimiliki
siswa, 3) orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada
dasarnya adalah pemecahan masalah. Agar pembelajaran matematika dapat tercapai
secara optimal maka harus disediakan lingkungan belajar yang konstruktivistik
pula.
Karakteristik utama belajar menurut pendekatan konstruktivistik,
Mustaji dan Sugiarso (Aisyah, 2007: 7), 1) belajar adalah proses aktif dan
terkontrol yang maknanya terkonstruksi oleh masing-masing individu, 2) belajar
adalah aktivitas sosial yang ditemukan dalam kegiatan bersama dan memiliki
sudut pandang yang berbeda, 4) belajar melekat dalam pembangunan suatu artifak
yang dilakukan dengan saling berbagi dan kritik oleh teman sebaya.
Hal tersebut di atas identik dengan Strommen
(Latri, 2003: 11) menjelaskan bahwa konstruktivistik adalah sebuah teori hasil
penelitian Piaget. Dasar pemikiran fundamental konstruktivistik, bahwa siswa
secara aktif mengkonstruk pengetahuannya. Sehingga belajar menurut pandangan
ini adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat
sebagai tingkah laku. Belajar merupakan proses menata diri mengatasi konflik
kognitif yang berasal dari pengalaman nyata, bacaan, dan renungan, Mustafa
(Latri, 2003: 11). Belajar dipandang sebagai proses yang aktif untuk membangun
pengetahuannya dengan dunia sekitar dengan membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimiliki serta pengetahuan yang sedang dipelajari.
3.
Prinsip-prinsip Metode Konstruktivistik
Prinsip-prinsip pembelajaran menurut pendekatan
konsruktivistik, (Aisyah, 2007: 9) adalah
1) menciptakan lingkungan dunia nyata dengan menggunakan konteks yang
relevan, 2) menekankan pendekatan realistik guna memecahkan masalah dunia
nyata, 3) analisis strategi yang dipakai untuk memecahkan masalah dilakukan
oleh siswa, 4) tujuan pembelajaran tidak dipaksakan tetapi dinegosiasikan
bersama, 5) menekankan antar hubungan konseptual dan menyediakan perspektif
ganda mengenai isi, 6) evaluasi harus merupakan alat analisis diri sendiri, 7)
menyediakan alat dan lingkungan yang membantu siswa menginterprestasikan
perspektif ganda tentang dunia, 8) belajar harus dikontrol secara internal oleh
siswa sendiri dan dimediasi oleh guru.
Pendekatan konstruktivistik cenderung
menyediakan lingkungan belajar bagi siswa yang maksimal agar siswa dapat
mengkonstruk pengetahuannya untuk menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi.
Terkait dengan penyediaan lingkungan belajar yang maksimal, Knuth dan
Cunningham (Inganah, 2003: 13) memberikan tujuh prinsip yaitu 1) menyediakan pengalaman belajar yang
memungkinkan siswa dapat belajar melalui proses konstruksi pengetahuan, 2)
menyediakan pengalaman dalam berbagai pandangan yaitu masalah dalam dunia nyata
atau kehidupan sehari-hari, 3) mengaitkan pembelajaran dengan realita dan
konteks yang sesuai, 4) mendorong siswa untuk aktif dalam proses belajar, 5) mengaitkan
pembelajaran dengan pengalaman sosial, 6) menggunakan berbagai model
representasi, yaitu menggunakan berbagai media pembelajaran, 7) melibatkan
faktor emosional siswa dalam proses konstruksi pengetahuan.
4. Aspek Metode
Konstruktivistik
Piaget dan
Vigotsky (dalam Nur dan Wikandari, 2001:3) menekankan bahwa perubahan kognitif hanya
terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui
proses ketidakseimbangan dalam upaya memperoleh informasi baru. Untuk itu,
dalam konstruktivistik terdapat empat aspek yang penting dalam pengembangan
perubahan kognitif yang bertumpu dari aspek sosial dalam belajar. Keempat aspek
tersebut adalah :
1.
Pembelajaran sosial
2.
Zona perkembangan terdekat
3.
Pemagangan kognitif
4.
Dukungan tahap demi tahap dan
pemecahan masalah
5. Pembelajaran
Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
bernaung dalam metode konstruktivistik. Pembelajaran kooperatif muncul dari
konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika
mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam
kelompok (4 orang dalam satu kelompok) untuk saling membantu memecahkan
masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok
sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.
Dalam kooperatif, terdapat berbagai
metode sebagai berikut :
1.
Student Teams−Achievement Divisiond
(STAD), yang menggunakan satu langkah pengajaran di kelas dengan menempatkan
siswa ke dalam tim campuran berdasarkan prestasi, jenis kelamin, dan suku.
2.
Team-Assisted Individualization
(TAI), yang lebih menekankan pengajaran individual meskipun tetap menggunakan
pola koorperatif.
3.
Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC), adalah bagian metode kooperatif yang komprehensif atau luas
dan lengkap untuk pembelajaran membaca dan menulis kelas tinggi. Dalam CIRC
siswa dikelompokkan berdasarkan perbedaan masing-masing sebanyak empat orang.
Mereka terlibat ke dalam rangkaian kegiatan bersama, termasuk saling membacakan
satu dengan yang lainnya, menulis tanggapan terhadap cerita, saling membuatkan
ikhtisar, berlatih pengerjaan, serta perbendaharaan kata.
4.
Jigsaw, dalam jigsaw siswa
dikelompokkan ke dalam tim beranggotakan enam orang yang mempelajari materi
akademik yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.
5.
Belajar Bersama (learning together),
metode ini melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok beranggotakan empat
atau lima siswa heterogen untuk menangani tugas tertentu. Kemudian mereka
melaporkan tugas itu. Metode belajar bersama lebih mengarah pada pembinaan
kerjasama dan keberhasilannya.
6.
Penelitian Kelompok (Group
Investigation), merupakan rencana organisasi kelas umum. Siswa bekerja dalam
kelompok kecil dengan menggunakan inkuiri kooperatif (pembelajaran kooperatif
yang bercirikan penemuan), diskusi kelompok, dan perencanaan, serta proyek
kooperatif.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Metode
konstruktivistik adalah siswa belajar untuk menemukan dan mentransfer informasi-informasi yang akan dijadikan miliknya. Konstruktivistik
berfokus pada bagaimana orang menyusun arti, baik arti sudut pandang mereka
sendiri, maupun dari interaksi dengan orang lain. Dalam metode ini terdapat
berbagai ciri-ciri, prinsip-prinsip, dan aspek yang harus dipelajari oleh
pendidik ataupun peserta didik.
2.
Saran
Sebaiknya
dalam proses pembelajaran kita sebagai calon pendidik harus lebih peka terhadap
anak didik. Kita juga harus memberikan pengarahan pada peserta didik agar mampu mengembangkan pemikirannya serta memahami dan
mengerti materi pembelajaran berdasarkan pemikiran mereka sendiri sesuai dengan
kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar