Blogger Widgets

Minggu, 10 Januari 2016

Makalah Teknik Pembeljaran









MAKALAH TEKNIK PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISTIK



Disusun oleh:
   Nama              : Tsinta Lu’lu’il Muna
NIM                : 2601413113
Rombel           : 04






Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang
2015



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Saat ini terdapat beragam inovasi baru di dalam dunia pendidikan terutama pada proses pembelajaran. Salah satu inovasi tersebut adalah konstruktivistik. Pemilihan pendekatan ini lebih dikarenakan agar pembelajaran membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mau mencoba memecahkan persoalannya. Pembelajaran di kelas masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintekrasi langsung kepada benda-benda konkret.
Seorang guru perlu memperhatikan konsep awal siswa sebelum pembelajaran. Jika tidak demikian, maka seorang pendidik tidak akan berhasilkan menanamkan konsep yang benar, bahkan dapat memunculkan sumber kesulitan belajar selanjutnya. Mengajar bukan hanya untuk meneruskan gagasan-gagasan pendidik pada siswa, melainkan sebagai proses mengubah konsepsi-konsepsi siswa yang sudah ada dan di mana mungkin konsepsi itu salah, dan jika ternyata benar maka pendidik harus membantu siswa dalam mengkonstruk konsepsi tersebut biar lebih matang.
Maka dari permasalahan tersebut, pemakalah tertarik melakukan penelitian konsep untuk mengetahui bagaimana sebenarnya hakikat teori belajar konstruktivistik ini bisa mengembangkan keaktifan siswa dalam mengkonstruk pengetahuannya sendiri, sehingga dengan pengetahuan yang dimilikinya peserta didik bisa lebih memaknai pembelajaran karena dihubungkan dengan konsepsi awal yang dimiliki siswa dan pengalaman yang siswa peroleh dari lingkungan kehidupannya sehari-hari.

2.      Rumusan masalah
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
         1.      Apa yang dimaksud dengan Metode Konstruktivistik?
         2.      Apa saja ciri-ciri dari Metode Konstruktivistik?
         3.      Apa saja prinsip-prinsip yang ada pada Metode Konstruktivistik?
         4.      Apa saja aspek yang terkandung dalam Metode Konstruktivistik?
         5.      Jenis pembelajaran apa yang bernaung pada Metode Konstruktivistik?


3.      Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Metode Konstruktivistik
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri Metode Konstruktivistik
3.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari Metode Konstruktivistik
4.      Untuk mengetahui aspek-aspek yang terkandung dalam Metode Konstruktivistik
5.      Untuk mengetahui pembelajaran apa saja yang bernaung pada Metode Konstruktivistik

4.      Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan diatas, maka manfaat penulisan makalah ini adalah :
1.      Agar dapat mengetahui Metode Konstruktivistik dengan jelas
2.      Menambah pengetahuan tentang Metode Konstruktivistik
3.      Mampu menerapkan Metode Konstruktivistik dalam pembelajaran



  

BAB II
PENBAHASAN

1.      Pengertian Metode Konstruktivistik
Esensi dari teori konstruktivistik adalah siswa itu sendiri yang harus menemukan dan mentransfer informasi-informasi yang akan dijadikan miliknya. Peranan guru adalah menyediakan fasilitas dan membantu siswa menemukan dan mentransfer informasi itu. Sebagaimana Slavin (Wardani, 1999: 4) mengatakan bahwa teori belajar konstruktivistik adalah teori yang berpandangan bahwa siswa itu sendiri yang harus menemukan dan mentransformasi informasi komplek, mengecek informasi baru, kemudian dibandingkan dengan aturan lama dan merevisi aturan itu apabila tidak sesuai lagi. Hal ini diperkuat oleh Anders (Wardani, 1999: 5) bahwa konstruktivistik adalah pandangan tentang belajar mengajar yang menempatkan pelajar sendiri arti atau pengetahuan dari pengalaman dan interaksi dengan yang lain dan peranan guru menyediakan pengalaman yang berarti bagi siswa. Berdasarkan kedua pendapat di atas maka pandangan konstruktivistik dalam belajar adalah siswa sendiri yang membangun pengetahuan yang dimilikinya.
Konstruktivistik lebih menekankan pada pembelajaran top-down dari pada bottom-u. Top-down yang di maksud di sini adalah masalah-masalah kompleks dipecahkan siswa terlebih dahulu kemudian menemukan keterampilan dasar yang diperlukan.
2.      Ciri-ciri Metode Konstruktivistik
 Ciri-ciri pembelajaran matematika sesuai pandangan konstruktivistik menurut Hudoyo (Inganah, 2003: 12) antara lain  1) siswa terlibat aktif dalam belajarnya, 2) informasi baru harus diakitkan dengan informasi lain sehingga menyatu dengan skemata (jaringan konsep) yang dimiliki siswa, 3) orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Agar pembelajaran matematika dapat tercapai secara optimal maka harus disediakan lingkungan belajar yang konstruktivistik pula.
Karakteristik utama belajar menurut pendekatan konstruktivistik, Mustaji dan Sugiarso (Aisyah, 2007: 7), 1) belajar adalah proses aktif dan terkontrol yang maknanya terkonstruksi oleh masing-masing individu, 2) belajar adalah aktivitas sosial yang ditemukan dalam kegiatan bersama dan memiliki sudut pandang yang berbeda, 4) belajar melekat dalam pembangunan suatu artifak yang dilakukan dengan saling berbagi dan kritik oleh teman sebaya.
Hal tersebut di atas identik dengan Strommen (Latri, 2003: 11) menjelaskan bahwa konstruktivistik adalah sebuah teori hasil penelitian Piaget. Dasar pemikiran fundamental konstruktivistik, bahwa siswa secara aktif mengkonstruk pengetahuannya. Sehingga belajar menurut pandangan ini adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku. Belajar merupakan proses menata diri mengatasi konflik kognitif yang berasal dari pengalaman nyata, bacaan, dan renungan, Mustafa (Latri, 2003: 11). Belajar dipandang sebagai proses yang aktif untuk membangun pengetahuannya dengan dunia sekitar dengan membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki serta pengetahuan yang sedang dipelajari.
3.      Prinsip-prinsip Metode Konstruktivistik
Prinsip-prinsip pembelajaran menurut pendekatan konsruktivistik, (Aisyah, 2007: 9) adalah  1) menciptakan lingkungan dunia nyata dengan menggunakan konteks yang relevan, 2) menekankan pendekatan realistik guna memecahkan masalah dunia nyata, 3) analisis strategi yang dipakai untuk memecahkan masalah dilakukan oleh siswa, 4) tujuan pembelajaran tidak dipaksakan tetapi dinegosiasikan bersama, 5) menekankan antar hubungan konseptual dan menyediakan perspektif ganda mengenai isi, 6) evaluasi harus merupakan alat analisis diri sendiri, 7) menyediakan alat dan lingkungan yang membantu siswa menginterprestasikan perspektif ganda tentang dunia, 8) belajar harus dikontrol secara internal oleh siswa sendiri dan dimediasi oleh guru.
Pendekatan konstruktivistik cenderung menyediakan lingkungan belajar bagi siswa yang maksimal agar siswa dapat mengkonstruk pengetahuannya untuk menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi. Terkait dengan penyediaan lingkungan belajar yang maksimal, Knuth dan Cunningham (Inganah, 2003: 13) memberikan tujuh prinsip yaitu  1) menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar melalui proses konstruksi pengetahuan, 2) menyediakan pengalaman dalam berbagai pandangan yaitu masalah dalam dunia nyata atau kehidupan sehari-hari, 3) mengaitkan pembelajaran dengan realita dan konteks yang sesuai, 4) mendorong siswa untuk aktif dalam proses belajar, 5) mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman sosial, 6) menggunakan berbagai model representasi, yaitu menggunakan berbagai media pembelajaran, 7) melibatkan faktor emosional siswa dalam proses konstruksi pengetahuan.
4.      Aspek Metode Konstruktivistik
Piaget dan Vigotsky (dalam Nur dan Wikandari, 2001:3) menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui proses ketidakseimbangan dalam upaya memperoleh informasi baru. Untuk itu, dalam konstruktivistik terdapat empat aspek yang penting dalam pengembangan perubahan kognitif yang bertumpu dari aspek sosial dalam belajar. Keempat aspek tersebut adalah :
1.      Pembelajaran sosial
2.      Zona perkembangan terdekat
3.      Pemagangan kognitif
4.      Dukungan tahap demi tahap dan pemecahan masalah

5.      Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bernaung dalam metode konstruktivistik. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok (4 orang dalam satu kelompok) untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.
Dalam kooperatif, terdapat berbagai metode sebagai berikut :
1.      Student Teams−Achievement Divisiond (STAD), yang menggunakan satu langkah pengajaran di kelas dengan menempatkan siswa ke dalam tim campuran berdasarkan prestasi, jenis kelamin, dan suku.
2.      Team-Assisted Individualization (TAI), yang lebih menekankan pengajaran individual meskipun tetap menggunakan pola koorperatif.
3.      Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), adalah bagian metode kooperatif yang komprehensif atau luas dan lengkap untuk pembelajaran membaca dan menulis kelas tinggi. Dalam CIRC siswa dikelompokkan berdasarkan perbedaan masing-masing sebanyak empat orang. Mereka terlibat ke dalam rangkaian kegiatan bersama, termasuk saling membacakan satu dengan yang lainnya, menulis tanggapan terhadap cerita, saling membuatkan ikhtisar, berlatih pengerjaan, serta perbendaharaan kata.
4.      Jigsaw, dalam jigsaw siswa dikelompokkan ke dalam tim beranggotakan enam orang yang mempelajari materi akademik yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.
5.      Belajar Bersama (learning together), metode ini melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok beranggotakan empat atau lima siswa heterogen untuk menangani tugas tertentu. Kemudian mereka melaporkan tugas itu. Metode belajar bersama lebih mengarah pada pembinaan kerjasama dan keberhasilannya.
6.      Penelitian Kelompok (Group Investigation), merupakan rencana organisasi kelas umum. Siswa bekerja dalam kelompok kecil dengan menggunakan inkuiri kooperatif (pembelajaran kooperatif yang bercirikan penemuan), diskusi kelompok, dan perencanaan, serta proyek kooperatif.



BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Metode konstruktivistik adalah siswa belajar untuk menemukan dan mentransfer informasi-informasi yang akan dijadikan miliknya. Konstruktivistik berfokus pada bagaimana orang menyusun arti, baik arti sudut pandang mereka sendiri, maupun dari interaksi dengan orang lain. Dalam metode ini terdapat berbagai ciri-ciri, prinsip-prinsip, dan aspek yang harus dipelajari oleh pendidik ataupun peserta didik.
2.      Saran
Sebaiknya dalam proses pembelajaran kita sebagai calon pendidik harus lebih peka terhadap anak didik. Kita juga harus memberikan pengarahan pada peserta didik agar mampu mengembangkan pemikirannya serta memahami dan mengerti materi pembelajaran berdasarkan pemikiran mereka sendiri sesuai dengan kenyataan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar